10.23.2013

Rayuan si Maniak seks dunia maya ( bagian 1)

Ini adalah sebuah kisah yang diambil dari majalah Intisari edisi bukan Oktober 2013 yang ditulis oleh Birgitta Ajeng, semoga bisa menjadi bahan renungan dan bacaan yang menginspirasi.  

Malam hari, Juni 2001, Carol mengunjungi rumah Susan Gray, 47 Tahun, sambil membawa beberapa botol anggur. Setelah makan malam, Carol bercerita tentang situs Absolute Agency. Carol adalah pengunjung rutin chatroom situs biro jodoh terbesar di dunia itu. Ia tahu beberapa pengunjung disana. Carol mengajak Susan jadi Anggota.”Kita bisa sedikit bersenang-senang,” kata Carol. Susan belum tertarik. Meskipun koneksi internet di rumahnya cepat, Susan tidak pernah mengunjungi situs semacam itu. Apalagi berbual di dunia maya. Di benak dia, internet adalah media untuk mencari informasi , tidak untuk berinteraksi. Lagi pula ia percaya, orang-orang yang suka berbual di chatroom tidak mempunyai kehidupan yang nyata.baginya, berkunjung ke chatroom adalah kegiatan yang tak masuk akal. Namun Carol terus membujuk. Setelah mengeruk lebih banyak anggur, Susan mulai terhasut. Dengan agak ragu ia mendaftarkan diri ke situs yang berbasis di Ukraina itu. Teryata proses pendaftaran sangat mudah. Apalagi bagi pendaftar perempuan. Tak ada pungutan biaya. Susan memilah nama “Susie Q”, dengan photo perempuan berambut pirang sebagai avatar.beberapa orang merespon. Ia mulai tertarik. 


The Featherman yang sopan

Ada satu lelaki yang menarik perhatian susan. Dia seorang warga Amerika Serikat yang disebut The Featherman . dimata Susan foto profilnya menggambarkan seorang laki-laki yang tampan , seksi dan menyenangkan. Seperti umumnya laki-laki lain di chatroom, the Featherman suka menggoda lawan jenis. Bedanya, The Featherman adalah idola para perempuan di chatroom. Kata Carol, lelaki itu memenag sangat terkenal. Dia seorang pengunjung rutin dan menjadi anggota tetap-dalam bahasa chatroom, dia punya
“cyber cred”. Sementara para pria lain hanya bisa chat selama 15 menit karena harus membayar.
Ini artinya The Featherman adalah pemain serius. Biaya tidak menjadi soal bagi dirinya.menurut Carol, seorang laki-laki yang terdaftar sebagai anggota tetapadalah kaum elit. Susan memang bahwa The Featherman termasuk lelaki pintar dan ucapannya tidak vulgar. Dia sopan dan menggunakan etika berbual di dunia maya. Rasa humornya juga tinggi; itu yang membuat Susan makin terpesona.


Tidak pernah mendapat Kepuasan Seks.
Susan, perempuan seksi bertubuh tinggi, berambut pirang, bermata biru, sudah tga kali gagal membina rumah tangga. Ia memamng perempuan pintar dan pemaaf. Namun ibu satu putra ini sangat posesif terhadap pasangan dan sangat pencemburu.
Selama menikah, ia mengaku tidak pernah mendapat kepuasan seksual. Itulah salah satu faktor kegagalannya berumah tangga.


Ketika bercerai, Susan dengan rapi mengepak semua barangnya dan mencari tempat tinggal lain. Ia selalu berpindah-pindah. Mulanya ke Fareham di Hamsphire, sebuah daerah dipantai n selatan inggris. Ia berbagi kamar dengan dua gadis lain diatas sebuah kafe di west street. Dalam 18 bulan, dia pindah lagi, dan pada tahun 2011 menyewa sebuah rumah dengan dua kamar di Emsworth, tidak jauh dari Hamsphire.
Rumah itu sangat bagus, berandanya sangat nyaman, ada perapian dan ruang makan, tempat ia meletakkan komputer kerjanya. Dapur menghadap ke taman. tiang menuju ke lantai atas sangat rendah sehingga orang harus berhati-hati dengan kepalanya. Kamar mandi dan toilet bisa dicapai melalui dapur.
Rumah ideal dikelilingi pagar yang tertutup rumput liar itu disewa Susan dengan harga  murah. Dengan penuh citarasa Susan mendekorasinya.


Susan bekerja sebagai agen penjualan dan promosi perusahaan nasional. Pekerjaannya yang baik memungkinkan dia memperoleh penghasilan 900 Euro perminggu, sudah termasuk komisi.
Rutinitas Susan termasuk sederhana. Dia bekerja lima hari seminggu. Kadang ia juga masuk pada hari sabt, kemudian belanja keperluan makan malam, lalu berjalan-jalan ke pinggir pantai untuk mencari angin segar. Pada hari Minggu, ia biasa memberi makan angsa-angsa di kolam air terdekat, kemudian berkendara untuk makan siang bersama ibunya.


Namun, setelah mengenal The Featherman, aktifitas Susan berubah. Ia menghabiskan waktu lebih lama di chatroom. Ia mulai pulang lebih awal dari kantor untuk mangakses Absolute Agency dan memastikan idola kaum perempuan itu ada. Jika tidak ada, Susan akan merasa sangat kecewa. Dia lantas bertanya kepada anggota lain, apakah lelaki itu sebelumnya ada, apakah ada yang tahu kapan dia akan kembali, dsb.
Ketika lelaki itu kembali, Susan harus berebut dengan perempuan lain untuk mendapatkan perhatiannya.kehadiran The Featherman sangat menghibur, dan di dalam hati ia memendam hasrat untuk memilikinya.


Waktu berjalan, interaksi Susan dan lelaki itu semakin sering. Jembatan komunikasi terbangun. Si lelaki mulai suka mengirim foto melalui email. Susan pun membalasnya. Ia juga mengirim foto diri lewat jaringan pribadi.
Ternyata lelaki itu lebih penddek dari Susan. Tinggi badannya hanya 175cm. Tubuhnya kurus, dan senyumnya terkesan nakal.
Dari pertukaran foto, mereka bertukar nomor telepon. Lelaki itu kemudian mengungkapkan nama aslinya, Bill. Kepada Susan dia mengatakan bahwa dia lajang, belum menikah dan orang Amerika.
Bill bekerja sebagai konsultan jaringan pipa yang melakukan perjalanan di seluruh dunia. Dia bisa pergi dari AS selama beberapa bulan, katanya kepada Susan. Namun tak jarang dia juga bekerja di kantor tak jauh dari rumahnya di Augusta, Gergia, AS.


Selain bertukar foto diri, mereka juga bertukar foto dan tempat tinggal. Dalam foto terlihat, rumah Bill memiliki halaman rumput yang terawat. Itu menunjukkan bahwa dia adalah laki-laki yang rapi dan bersih, salah satu ciri idaman perempuan.


Susan memiliki kesimpulan lebih tentang Bill. Dia adalah lelaki yang sangat jantan dan bisa menjaga diri karena sering bepergian. Bill sederhana. Dan yang membuatnya makin tertarik, Bill menciptakan rasa nyaman ketika chatting. Karena perbedaan waktu antara kedua negara, Susan sering berkomunikasi dengan Bill pada tengah malam.
....bersambung

No comments:

Post a Comment