10.23.2008

Tamique (Episode IV-Habis), Tom, Tamique, Ir. Nurhaitami


Ir. Nurhaitami adalah nama asli dari Tamique atau Tom anak bungsu tamatan S1 pertanian di salah satu perguruan tinggi swasta. Saat ini lebih banyak menggeluti dunia Komputer ketimbang pertanian dan sekarang sedang mengejar S2. Panggilan sehari-hari adalah Tamik lalu dipoles biar keren menjadi ‘Tamique’ yang tahun 2008 ini berusia berusia sekitar 44 tahun.


Cerita tentang nama aslinya ada beberapa cerita menarik bahkan kadang lucu. Dulu kata Tamique, ibunya menginkan anak yang lahir adalah perempuan seperti kebanyakan ibu-ibu yang lain kalau sudah memiliki anak laki-laki semua, tapi yang muncul kedunia adalah laki-laki lagi, mungkin karena nama sudah dipersiapkan jauh-jauh hari, akhirnya nama itu lah yang digunakan untuk bayi mungil laki-laki itu dan terus melekat sampai hari ini.
****
Kampus baru yang berlantai tiga itu terdiri dari tiga bagian gedung yang berdiri terpisah kokoh membentuk huruf ‘U’. bagian dalam ‘U’ tersebut merupakan lapangan luas yang dijadikan taman. Beberapa pohon ‘akasia’ (Acacia villosa) tumbuh rindang dibeberapa tempat sehingga lanpangan yang luas itu menjadi tempat berteduh yang nyaman. Masing-masing gedung digunakan oleh fakultas Ekonomi, Fisipol, FKIP dan Hukum seolah pagar tembok raksasa yang mengelilingi lapangan luas. Beberapa fakultas lain berada di lokasi yang berjarak sekitar 15-20 km yang mereka namakan kampus I untuk Fakultas Pertanian dan kampus II untuk Tehnik yang keduanya merupakan kampus lama.
Di sisi lain gedung-gedung tersebut terdapat beberapa gedung lainnya. Di bagian barat merupakan gerbang pintu belakang merupakan areal yang juga tak kalah luasnya terdapat kantin tempat yang biasa digunakan mahasiswa untuk bersosialisasi atau sekedar bercengkrama, memiliki bentuk memanjang. Dinding terbuka sebatas pinggang orang dewasa dan pada bagian atas dinding tersebut dilindungi kain gorden sehingga kalau dilihat dari luar kantin hanya sedikit kepala saja yang menyembul. Pada bagian depannya dipenuhi oleh kursi dan meja berbaris teratur tempat duduk pengunjung kantin.
Berdekatan dengan kantin berjarak sekitar 10 meter berdiri gedung radio kampus yang memiliki beberapa tiang pemancar didepannya yang salah satunya menjulang keatas seolah pensil raksasa yang akan menulisi langit.
Di seberang kedua bangunan ini terdapat lahan parkir kenderaan untuk sepeda motor dan mobil yang dipisahkan oleh jalan lurus memanjang, permukaannya jalan tersebut diberi ‘pavingblock’ menuju arah gerbang keluar yang terdapat pos security .
Di sisi menghadap ke timur terdapat Gedung Biro akademik dan pada bagian depan utamanya merupakan gedung rektorat berlantai tiga dimana lantai dua digunakan sebagai ruang pertemuan. Sebelah kanan terdapat pula Masjid Kampus yang megah dan luas.
Hari itu merupakan hari pertama perkuliahan, suasana kampus yang begitu ramai dipadati oleh mahasiswa baru, juga mahasiswa lama yang hilir mudik dengan urusan masing-masing. Beberapa mahasiswa tampak memasuki ruang biro akademik, loket pembayaran uang kuliah bahkan ada juga yang bergerombol ditengah taman sambil mendengarkan salah seorang dari mereka menjelaskan sesuatu kepada rekan mereka yang lain sambil tangannya digerakan ke kanan dan kekiri seperti senam pagi, tampak pula beberapa mahasiswi hanya berdiri di depan raung biro akademik sambil sesekali salah satu dari mereka memencet tombol hape mungkin sedang menunggu temannya yang lain atau menunggu pacar nya barangkali he..he..he...
Di depan Biro akademik terdapat taman luas yang ditumbuhi halaman taman ada juga yang memanggil-manggil temannya diseberang lapangan depan kampus, yang membuat orang disekelilingnya kadang menoleh melihatnya (mungkin mereka pikir ada yang tawuran he…he..he..).
Di Fakultas Fisipol tampak beberapa mahasiswa memasuki kelas sambil berbincang dan saling berkenalan satu sama lain. Ruang tersebut berada di lantai II. Tanpak seorang mahasiswa bergegas mendahului beberapa orang mahasiswa tadi sambil membawa beberapa buku dan map. Lalu setelah yakin akan ruangannya diapun masuk kedalam dan meletakan map tadi di meja dosen yang sudah rapi beralaskan taplak meja berwarna putih dan hiasan pas bunga kecil di pojok kanan meja tersebut. Ruangan tampak sepi, hanya bangku-bangku berjejer tersusun rapi dan whiteboard putih bersih dipajang di depan ruang kuliah itu.
Setelah meletakkan daftar hadir mahasiswa, maka dia pun duduk di banku bagian paling belakang. Ruangan tanpak masih sepi karena mahasiswa yang lain masih belum masuk ke ruangan.
Selang beberapa menit kemudian masuk beberapa mahasiswa lain ke dalam ruangan disusul dengan yang lain lambat-laun membuat ruangan yang tadinya sepi menjadi sedikit gaduh. masing-masing dari mereka mencari tempat duduk sambil sedikit cekikikan dan saling ledek apabila ada yang saling berebut tempat yang sama. Lalu satu persatu menempati bangku kosong diruangan itu. Namun suasana ruangan masih sama seperti tadi berisik! Karena masing-masing mahasiswa baru itu saling berbicara satu sama lain ada saja yang dibicarakan mereka. Dosen yang mengajar saat itu masih belum juga muncul diruangan kuliah. Lalu tiba-tiba seorang mahasiswa yang duduk di bangku paling depan berdiri menghadap ke belakang seolah seorang aktivis yang lagi berdemo menyemangati rekan-rekannya.
“Perhatian-perhatian…!” tiba-tiba dia berbicara lantang sambil mengakat kedua tangannya keatas seperti menepuk nyamuk yang membuat ruangan yang tadinya berisik, tiba-tiba menjadi sepi sesaat. Semua mata memandang kepadanya penuh dengan tanda tanya.
“Perkenalkan, Namaku Wahyudin. Panggil saja aku Wahyu” katanya lagi. Tiba-tiba ada pula yang menyela dari arah tengah sepertinya suara seorang seorang mahasiswi.
“Bagaimana kalau kami memanggil Udin alia udara dingin!” katanya tak kalah lantangnya yang membuat ruangan yang tadi hening menjadi gaduh kembali karena suara mereka lepas tertawa bersamaan, ada yang hanya senyum-senyum saja sambil berbicara kepada rekannya dibangku sebelah.
“Oke…oke…tenang..tenang…dengar kawan-kawan” katanya pula membalas, berusaha mengalahkan suara-suara yang ada di ruangan itu. Lalu setelah agak reda dia pun melanjutkan.
“Aku tadi melihat di daftar hadir kita, yang mengajar kita seorang dosen wanita namanya ibu Ir. Nurhataimi” katanya lagi.
“Lalu kenapa?” rekannya yang tadi menyela kembali membalas bertanya.
“Ehm…maksudku, ibu dosen itu cantik ngak ya?” katanya lagi malu-malu.
“huhhh…hu….hu….” serentak suara koor mahasiswa terdengar merdu memenuhi ruangan kuliah. Lalu suara tertawa dan cekikikan kembali terdengar bahkan ada beberapa dari mereka yang melempar gulungan kertas ke arah depan membuat ruangan kembali gaduh layaknya ruangan mahasiswa yang sudah lama saling kenal saja.
Lalu dari arah bangku paling belakang, seorang mahasiswa berkacamata minus berperawakan perut agak sedikit kedepan dan tinggi sekitar 160 cm (kalau ukuran normal termasuk lelali ‘pendek’) berjalan ke depan kelas sekilas tersenyum memandang kekiri dan kekanan menebar pesona kesemua mahasiswa disana yang memandang penuh tanda tanya. Tak ayal Wahyudin juga yang sebelumnya berdiri didepan tadi ikut terpaku, heran memandang mahasiswa yang baru saja berjalan dari arah kebelakang tadi. Tampaknya mahasiswa tadi akan menghapirinya. Benar saja. Setelah berada di depan si Mahasiswa tadi menepuk pundaknya pelan lalu berkata.
“Ok, sudah kamu boleh kembali ke tempat sekarang”, katanya pelan.
Lalu tanpa basa-basi Wahyudin akhirnya balik ke bangku semula penuh tanda tanya. Suasana perlahan hening. Yang ada dibenak mereka hanya tanda tanya tentang mahasiswa ini. Apakah Asisten dosen pikir mereka, suara bisik-bisik terdengar diantara mereka.
“Assallumallaikum warahmattullah wabarakattuh!” salam yang diucapkannya olehnya kemudian yang selalu diwali setiap kelas dimulai di Kampus ini disambut salam dari mahasiswa serentak menggema mengisi rongga ruang kuliah.
“Baiklah, ini hari pertama kita kuliah. Perkenalkan, nama saya Ir. Nurhaitami yang akan mengajar di kelas ini untuk mata kuliah pengantar Ilmu Komputer” katanya memperkenalkan diri. Mereka terdiam masih bingung, heran apalagi Wahyudin yang tadi kembali ke bangkunya saat ‘orasi’ nya belum selesai. Mati aku! Pikirnya.
“Ma’af pak, jadi Ir. Nurhaitami itu bapak?” Tanya wahyudin memberanikan diri untuk meyakinkan dirinya.
“Benar, dari dulu juga saya gak berubah” katanya untuk mencairkan keadaan yang hening.
“Makanya jangan lihat nama, tapi wajah” katanya bercanda yang membuat grrr..rrrr..ruangan kuliah. Dan sepanjang hari pertama perkulihan jam pertma menjadi catatan tersendiri di hati mereka bersama Tamique, Tamique dalam menyampaikan matakuliah selalu santai yang membuat mahasiswa semakin akrab dengannya, prinsipnya dalam memberikan materi kuliah ‘serius tapi santai’. Tak heran hampir semua mahasiswa mengenalnya dengan baik!
Banyak cerita-cerita yang ‘kurekam’ dalam memory di kepalaku yang secara garis besar masih ingat. Dia menceritakannya pada saat kami ngobrol mengisi waktu-waktu senggang sehabis rutinitas kerja. Salah satu yang masih segar seperti yang kuceritakan diatas tadi.
****
Siang itu kupandangi Tamique yang sedikit berbeda wajahnya, kurus! beberapa waktu lalu di rumah sakit masih bugar, kini berbaring lemah di rumahnya tanpa ada selang inpus dan alat pendeteksi jantung lagi. Ruang tamu yang berukuran 3x5 itu masih terdapat beberapa kursi tamu, pada salah satu sudut tubuh kurus Tamique dibaringkan disana dengan kipas angin berukuran kecil menghembuskan udara mengarah kepadanya. Kedua tulang pipi sedikit menonjol dan matanya kuyu membuat usianya kelihatan jauh dari yang sebenarnya. Kakinya sebelah kiri tidak dapat digerakkan begitu juga dengan tangannya.
Kucoba untuk mengajaknya berbicara, namun tidak ada jawaban. Hanya mata dan anggukannya saja seolah ingin mengajak ku berbicara banyak. Sesekali dia mencoba menggerakkan kedua bibirnya untuk berbicara mungkin sekedar menyapa pikirku, namun tak ada kata-kata yang bisa dikeluarkan hanya sesekali tangannya diangkat memberi tanda yang kusambut dengan kalimat-kalimat yang membuatnya menggangguk tanda mengerti kadang banyak yang tidak kuketahui maksudnya. Kadang aku bercanda ingin membuatnya tertawa lepas seperti dulu, namun yang kulihat hanya ekresinya wajahnya sedikit menyeringai.
Tamique yang dulunya begitu periang dan tidak pernah berhenti beraktifitas, kini hanya diam membisu tak ada yang bisa terus-menerus mendampinginnya hanya sepi! saat-saat seperti ini semua sibuk dengan aktifitas sehari-hari. Kalau ingin buang air kecil sudah disediakan pispot disampingnya. Kalau ingin memanggil seseorang sudah disediakan ‘kincringan’ mainan anak-anak yang dia goyangkan dengan sebelah tangannya sehingga terdengar suara bergemericik tanda memangil seseorang siapa saja yang berada dirumah saat itu.
***
Ada hikmah yang kuambil dari keadaan Tamique saat ini. Ya, kenikmatan hanyalah titipan yang pada saatnya akan diambil kembali dari kita. Semakin bertambah usia mau tidak mau kenikmatan yang kita miliki akan semakin berkurang, lihatlah sepasang mata kita yang indah adalah indra yang kita miliki yang semakin hari akan semakin rabun, sehingga harus dibantu oleh kacamata dan mungkin banyak hal lainnya.
Melihat kondisinya, seperti kebanyakan penderita strook, hanya sedikit harapan untuk pulih seperti semula, walaupun aku pernah beberapa kali bermimpi dalam tidur berbicara dengan Tamique tentang penyakitnya. Bahkan salah satu mimpi itu dia berbicara lewat hape mengatakan bahwa penyakitnya sudah sembuh, hanya kakinya yang agak tertatih kalau berjalan! Aku tidak tahu pertanda apa, hanya keajaiban saja yang kurasakan saat ini yang bisa mengembalikannya seperti semula. Mudah-mudahan dengan terapi ‘sinshe’ yang dilakukan setiap 2 hari sekali bisa mengembalikannya minimal seperti mimpi-mimpi ku itu. Amin!
Kolesterol dan Strook adalah momok yang sangat menakutkan dewasa ini. Kolesterol kalau menurut pakar kesehatan merupakan kadar lemak dalam darah yang dihasilkan dari makanan yang kita konsumsi setiap hari secara berlebihan sehingga menaikkan kadar lemaknya.
Mungkin tanpa kita sadari kita saat ini kita sudah atau sedang menimbun lemak tersebut lihatlah kebiasaan makanan kita seperti gorengan yang menggunakan minyak kelapa/kelapa sawit, alpukat, durian, daging berlemak, jeroan, kacang tanah dan sejenisnya yang semuanya merupakan pemicunya.
Lihatlah makanan-makanan yang mengoda itu seperti gorengan yang biasanya kita santap saban sore dengan teh manis atau kopi hangat atau nikmatnya durian yang harumnya sangat menggoda indra penciuman mau tidak mau kita harus mengurangi secara perlahan atau berhenti sama sekali. kalau ini terjadi, bukan tidak mungkin kolesterol jahat yang berupa lemak seperti lilin itu yang dapat berpotensi menumpuk/menempel di sepanjang dinding pembuluh nadi koroner. Nah kalau sudah seperti ini penyempitan dan penyumbatan aliran darah (arteriosclerosis) tidak akan terhindari, Akibatnya jantung kesulitan memompa darah dan timbul rasa nyeri di dada, suka pusing-pusing dan berlanjut ke gejala serangan jantung mendadak. Bila penyumbatan terjadi di otak, maka yang diderita adalah strook dan bisa juga menyebabkan kelumpuhan dan mungkin ini yang terjadi dengan Tamique!
*****

PS, 23 Oktober 2008
Untuk sahabatku,

Ir. Nurhaitami


3 comments:

  1. Terima kasih atas ceritanya.
    Bagaimana kabar Tamique sekarang?

    ReplyDelete
  2. Innalillahi wainnailaihi rajiun.
    Sahabatku Tamique sudah berpulang kerahmatullah. Semoga arwahnya mendapat tempat yang sebaik-baiknya disisi Allah SWT. Amien.

    ReplyDelete
  3. Innalillahi wainnailaihi rajiun,smoga Allah melapangkn kuburan dan mlepaskn siksa kubur dan smoga Allah mempertmukan n mengumpulkan qt kembali brsama di syurgaNy Allah. :') aamiiin ya Allah. Trimakasih om, mudah2an kisah ini menjadi inspirasi buat para pembaca .

    ReplyDelete